Senin, 06 Juni 2016

Ismail Sofyan Sani BUTA TULI TANPA NURANI



(23)
Ismail Sofyan Sani
BUTA TULI TANPA NURANI

tuan tuan masih saja bertikai
siapa yang mestinya berkuasa
siapa presiden, siapa gubernurnya
tuan cuma pikirkan ambisi semata
sebagai wakil rakyat yang dipercaya
ternyata cuma itu yang tuan bisa
rakyat sudah sangat sengsara
percuma bicara tentang cinta
hanya sandiwara sia sia
yang kita pahami bersama

berjuta pengangguran
membuang surat lamaran kerja
membakarnya di tungku perapian
membunuh harapan dan keinginan
tuan entah dimana

berjuta perempuan
pergi bekerja di pagi buta
bergelantungan tanpa nada di bis kota
berdesakan dan dilecehkan di kereta
tuan buang muka

berjuta perempuan
berbondong jadi babu di luar negeri
beberapa terancam hukuman mati
beberapa mati disiksa majikannya
tuan entah dimana

berjuta mahasiswa
kuliah dengan biaya menggila
sehabis lulus bingung kerja dimana
banyak sarjana berjualan kembang gula
tuan tak bicara

berjuta anak sekolah
berjuta anak tak sekolah
menyanyikan Indonesia Raya
tanpa irama dan air muka
tuan diam saja

lihatlah tuan,
jutaan pekerja terancam di phk
karena investor tak lagi berdaya
sedang pekerja asing siap bersaing
tuan masih bisa tertawa

dengar tuan, suara jeritan tercekik
ibu yang menangis di tengah pasar
tak cukup uang untuk berbelanja
harga berlompatan naik sesukanya
kutak katik angka tanpa matematika
tuan masih tak bicara

tuan tuan
mustahil kalau tuan tak mendengar
tangisan pilu di kelam pekat gerhana
pura pura atau tak melihat angkara
menenggelamkan banyak keinginan
dan memuntahkan sisa kotoran
selalu dalam bentuk kesengsaraan
dan tuan sama sekali tak bergeming
berarti kuping tuan kehilangan nada
mata tuan kehilangan penglihatan
sedang hati kehilangan kepekaan
jadilah tuan buta tuli tanpa nurani
dapat dikatakan tuan sudah mati
mati yang sebenar benarnya mati

karena tuan cacat dan mati
kami tak butuh tuan lagi !

cimanggis 13 januari 2016